Sunday, March 4, 2012

A Letter From Your Man #1

Photo by Rona Keller


Kau harus hadiahi aku banyak peluk dan cium ketika kita bertemu nanti.

‘Mengapa?’ tanyamu.

Bodoh. Menemukanmu itu sulit tahu. Di mana saja kamu selama ini? Apa kamu senang aku terlunta-lunta dari wanita satu ke wanita yang lain?

Menunggumu mungkin penantian terlama yang pernah aku lakukan seumur hidup. Dan kau tahu sendiri kalau aku paling benci menunggu.

Alih-alih menunggu bidadari atau semacamnya, aku malah menunggu pencuri.

Iya. Kamu. Kamu itu pencuri.

Kadang aku berpikir, betapa teganya kamu membiarkan aku hidup dengan rusuk yang tak lengkap. Bukannya lekas-lekas mengembalikannya, kau malah bersembunyi entah di belahan bumi mana.

Dan kau tak pernah memberiku semacam jejak atau sandi untuk menemukanmu. Kau hilang begitu saja. Lalu bagaimana aku harus mencari? Kau bilang, “Gunakan hatimu.” Maka terkutuklah setiap pria yang terlahir untuk lebih percaya pada logika.

Sebelumnya aku pernah membayangkan seperti apa wujudmu. Apa kamu cantik? Apa kamu baik hati? Apa kamu punya lesung pipi seperti apa yang aku punya?

Kata Ayah, entah seperti apa wujudmu, ketika kita bertemu nanti, di mataku kamulah yang paling cantik. Wanita manapun tidak ada apa-apanya denganmu. Kamu yang paling indah. Dan suaramu lebih merdu dari gitar manapun yang pernah aku petik.

Maka jangan pernah lupa kalau kamu berhutang banyak peluk dan cium padaku. Menelantarkan aku sebegini lama dan membiarkanku mencarimu kemana-mana adalah tindakan kriminal. Kau patut dihukum untuk itu.

Tenang, hukumanku tak banyak. Cukup satu saja.

Jadilah orang pertama yg selalu ada disampingku, setiap pagi, di saat aku membuka mata.


Sincerely,


Yang tak pernah bosan mencarimu, Aku.


p.s. : Salam titik dua tanda bintang buat gadis manis yang sedang membaca surat ini.

No comments:

Post a Comment