Photo by Mandy Faith |
Membaca membantumu
menemukan banyak hal baru yang tak pernah kau tahu sebelumnya.
Dalam beberapa
kasus, membaca bahkan membantumu menemukan hal-hal yang sudah kau tahu, namun
lupa untuk kau sadari dan perhatikan lebih teliti.
Dalam beberapa kasus yang lain, membaca membantumu
menemukanmu.
*
Tulisan ini harusnya saya selesaikan di hari-hari terakhir
sebelum tahun 2012 tutup umur. Niatnya pengen jadi semacam catatan
akhir tahun. Namun akhirnya gagal. Rasa malas saya mengacaukan semuanya.
Wassalam.
Setidaknya, untuk hal ini saya percaya bahwa terlambat akan
sangat lebih baik daripada batal mengetik apapun. Entah. Saya merasa berhutang
pada 2012. Saya berhutang untuk menuliskannya. Selama dua belas bulan yang
telah dijalani, ia tak pernah lupa untuk memberi saya kejutan-kejutan kecil
dan banyak pelajaran. 2012, sejauh yang saya tahu, adalah teman yang baik. Saya agaknya
lumayan sedih harus berpisah dengannya secepat itu.
Dan ngomong-ngomong tentang 2012, ada satu hal darinya yang
melekat begitu dalam sampai 2013 menjemput dan menghadiahi saya dengan banyak
hujan.
2012 membuat saya kembali jatuh hati pada membaca. Dan lewat
membaca itu, saya merasa Tuhan sangat mengasihi saya dengan cara-Nya.
Sepanjang masa-masa kuliah, saya menyadari bahwa diri seseorang
terbentuk bukan semata karena pengaruh personal saja. Lingkungan punya andil besar
di sini. Entah itu tentang teman atau lingkungan tempatmu tinggal, mereka “membantu”mu
membentuk kepribadianmu yang sekarang.
Saya bukan orang yang tepat untuk menilai apakah lingkungan
saya yang sekarang masuk kategori baik atau buruk, dan bagaimana mereka mencetak
saya jadi seperti ini (jadi baik atau jadi buruk). Tapi lewat membaca, saya
dikenalkan dengan orang-orang yang sangat hebat. Dan saya yakin mereka baik. Karena
lewat tulisan orang-orang yang bahkan belum saya kenal ini saya merasa mampu
memaknai Tuhan dengan nyata. Saya merasa dituntun untuk lebih dekat menuju-Nya.
2012 kemarin saya awali tanpa resolusi sama sekali. Sejujurnya,
saya tak kenal istilah resolusi sampai pertengahan tahun datang dan seorang
teman menceritakan tentang kebiasannya menuliskan resolusi setiap awal tahun.
Lantas saya menyesal karena merasa telah melewatkan bulan Januari dengan begitu
semena-mena.
Urusan resolusi kemudian saya tabung dan 2012
pun terlewat.
Banyak yang mengakui bahwa 2012 adalah tahun yang tidak
begitu manis. Ia membawa banyak berita buruk dan menyakiti banyak hati dengan
macam-macam kisahya. Saya netral saja sih. Saya malah kebanyakan lupa dengan
berita-berita kurang baiknya. Mungkin karena yang manis-manis datang dengan
porsi terlalu besar dan telak mengubur yang pahit ya? Hmm. Mungkin.
Di tahun 2012 kemarin
saya pun tak punya mimpi yang ingin dicapai. Baik itu akademik, urusan cinta
(beeeeh), karir, apa pun. Ah, benar-benar tahun yang aimless. Namun Tuhan menukar “tahun tanpa tujuan” ini dengan satu
misi. Belajar mengerti tentang-Nya dan tentang hidup saya sendiri.
Selama ini saya masih gemar membeli buku. Sangat gemar
malah. Namun untuk membacanya? Hmm. Butuh kekuatan magis entah dari dunia mana
untuk mampu mendorong saya selesai membaca –bahkan- satu buku saja. Saya benar-benar
kecewa dengan diri saya sendiri karena hal yang satu ini. Malas membaca? Saya
tidak pernah membayangkan akan ada hari-hari semacam ini dalam hidup saya.
Lantas, saya dikenalkan dengan seorang penulis blog. Nama penanya
Falafu. Namun saya senang memanggilnya Kak Fa. Umurnya mungkin dua atau tiga
tahun di atas saya. Dan saya sangat senang ketika tahu kalau dia ternyata
berada di kota yang sama dengan saya. Yogyakarta.
Lewat tulisannya, saya diajarkan begitu banyak kata sederhana,
sabar, dan kuat. Juga bagaimana caranya menjadi pribadi yang tulus dan
mencintai dengan baik. Bisa dibilang, Kak Fa punya andil besar dalam
pembentukan karakter saya di tahun 2012 kemarin. Bahkan dalam pengambilan-pengambilan
keputusan yang krusial, saya selalu teringat Kak Fa dan tulisan-tulisannya yang
sederhana.
Saya berhutang sangat banyak pada gadis ini dan buah-buah
pemikirannya yang menguatkan saya tanpa mereka minta.
Lewat sosial media seperti Twitter pun saya dikenalkan akan
banyak orang-orang hebat yang sangat menginspirasi. Saya menemukan banyak
website yang bermanfaat dan semakin menuntun saya untuk lebih bersemangat menekuni
hobi yang saya suka. Kegiatan saya membaca pun kemudian terkonversi dari yang
semula buku jadi laman-laman elektronik. It’s
fine, saya pikir. Yang penting saya tidak berhenti membaca sama sekali. Mau
dari mana pun sumbernya, asalkan yang dipetik adalah manfaat saya yakin tak
masalah.
Tahun 2012 juga menunjukkan banyak variasi arti teman. Mana-mana
yang mampu bertahan untukmu ketika kamu jatuh dan mana-mana yang memilih untuk
menghapus dirimu dari hidup mereka ketika kalian tak lagi sejalan.
Ketika saya menjauh, bukan saya yang sengaja abai, mungkin
kamu yang pelan-pelan menghapus saya dari hidup kamu.
Ketika saya kemudian tidak turut menceritakan bagaimana
hidup saya berjalan beberapa minggu ini, dan lalu tidak pula turut tertawa
bersamamu, mungkin kamu yang lupa untuk memulainya. Kamu yang lupa untuk
bercerita dan tertawa. Dan turut mengajak saya di dalamnya.
Tahun lalu mengajarkan saya beberapa kehilangan yang tak mau
saya ulang. Dan sejujurnya, enggan saya ingat. Namun kenangan diciptakan bukan
tanpa alasan. Ia ada untuk menandai bahwa sejatinya kita kuat dalam menghadapi
hal-hal pahit, dan cukup berharga untuk tersenyum menyambut hal-hal manis.
Kemudian 2013 pun datang. Tuhan hadiahi awal tahun ini, di
bulan yang sangat saya cintai, dengan banyak sekali hujan. Saya gembira.
*
Di 2013 ini saya punya segepok PR. Salah satunya adalah mempelajari seni menunggu dan juga mencari tahu bagaimana seni "menerima" bekerja.
Januari baru mulai merangkak, ris. Sabarlah. Pelajari mereka sambil mengiringi Januarimu berjalan dan lalu berlari menuju Desembernya. Siapa tahu kamu akan menemukan jawabannya di tengah perjalanan.
Ah, baiklah.
No comments:
Post a Comment