Photo by Nishe |
Belakangan ini saya kerap diperlihatkan Tuhan sepasang angka
yang sama ketika tengah mengecek jam.
Bukan sekali-dua, sepuluh kali
mungkin ada.
Kebetulan sekali ya? Kebetulan yang selalu berulang.
Saya ingat seseorang pernah berkata bahwa ketika jarum
jam mu berhenti di angka yang sama ketika kamu mengeceknya, itu artinya ada
seseorang yang sedang merindukanmu.
Benarkah? Lalu siapa yang sedang kangen aku sekarang?
Sepasang angka yang sama itu selalu kulihat nyaris setiap
hari. Bahkan dalam sehari aku bisa memergoki jamku berhenti di angka yang sama
lebih dari sekali. Lalu, apakah ia merindukanku setiap hari juga? Lebih dari
sekali dalam sehari?
Siapa?
Siapa yang sudah menitipkan rindu tak bernamanya pada
sepasang jarum jamku?
Dengarlah, kalau memang begitu adanya, aku sama sekali tidak
merasa tersanjung apalagi bahagia.
Rindu yang tulus tidak perlu disembunyikan. Apalagi
dititipkan pada sepasang benda yang tidak bisa kau ajak bicara.
Rindu yang tulus hanya perlu diantarkan kepada yang berhak,
diketukkan pintu, dan diberikan dengan ikhlas.
Rindu yang benar tidak butuh sepasang jarum jam untuk
mengirimkan radarnya.
Rindu yang benar akan menemukan jalannya sendiri, dan dengan
berani menyerahkan dirinya untuk pulang.
Rindu yang benar bukan rindu yang pengecut.
Dan aku berdoa semoga rindu yang bersembunyi di balik jarum
jamku,
rindu itu, mereka bukan milikmu.
No comments:
Post a Comment